Pernah dengar soal quarter life crisis? Sebenarnya krisis apa yang dimaksud? Pada usia 20-an, umumnya mulai dari 23 hingga 30 tahun bukan tidak mungkin seseorang akan merasakan kesedihan, kebingungan, dan kecemasam dalam menghadapi hidup. Banyaknya pilihan dan tekanan sosial menjadi beberapa faktor yang menyebabkannya. Krisis inilah yang kebanyakan orang mencari cara menghadapi quarter life crisis agar tetap bisa menjalani hidup
Menghadapi Quarter Life Crisis Penuh Kecemasan
Pada usia 20-an tersebut bisa dibilang kita tengah mencapai puncak kedewasaan, lalu kita pun mulai meninjau kembali masa lalu. Tentang apa yang sudah dilakukan, apa yang didapatkan, dan bagaimana keputusan-keputusan perlu diambil untuk masa depan. Menghadapi quarter life crisis bisa jadi sangat sulit bagi beberapa orang, pemicunya antara lain permasalahan relasi, finansial, karier, serta nilai-nilai lain yang diyakini
Beberapa tanda kita mulai mengalami quarter life crisis antara lain:
- Mulai mempertanyakan arti hidup sendiri, seperti mengapa dilahirkan dan untuk menjadi apa
- Merasa belum melakukan hal-hal terbaik dalam hidup
- Sosial media sering membuat cemas karena jadi membanding-bandingkan diri dengan orang lain
- Merasa waktu tidak banyak sementara banyak yang harus dikerjakan, tidak bisa lagi santai meskipun dari lubuk hati ingin hal itu
Berikut ini beberapa cara menghadapi quarter life crisis lebih baik dan tidak menjadi stres yang mendalam:
Temukan apa ‘keharusan’ kita sendiri
Umur segini seharusnya sudah ini seharusnya sudah itu, mungkin komentar seperti ini sering kita dengar. Tapi fokuslah, jalan hidup manusia sesungguhnya berbeda-beda dan memiliki waktunya masing-masing. Daripada memikirkan perkataan orang apakah kita seharusnya sudah punya gaji dua digit atau seharusnya sudah menikah, lebih baik fokus dengan apa yang sudah dimiliki saat ini. Kembangkan koneksi, pelajari hal-hal baru, dan sebagainya. Lagipula goals atau mimpi bisa saja berubah, mungkin hal yang kita inginkan lima tahun lalu tidak sama atau tidak bisa diwujudkan instan sekarang juga, dan itu tak apa.
Temukan dan gali passion lebih dalam
Kalau berpikir hidup kita seperti tidak ada arah dan tujuan, mungkin bisa dimulai untuk menggali lebih dalam passion dalam diri. Rasa iri ternyata bisa diarahkan menuju lebih positif, sebagai contoh, apakah kita iri karena orang lain sering berpergian ke luar negeri karena pekerjaannya? Ataukah kesejahteraannya? Jam kerja yang fleksibel? Atau gaya berpakaian saat bekerja? Kita lah yang paling tahu jawabannya. Hal yang kita sukai dan keterampilan kita bisa dimanfaatkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini.
Fokus untuk self-care
Mungkin sebagian dari kita merasa ada yang salah dalam hidup tapi tidak yakin apa. Tenang saja, karena pasti seiring waktu kita bisa menjawabnya. Cobalah untuk menerapkan self-care karena nyatanya hal ini bisa berdampak besar terhadap keresahan-keresahan. Cobalah untuk mendapatkan tidur yang cukup setiap malam, setidaknya 8 jam. Selanjutnya kita juga bisa untuk minum air putih lebih banyak dan mengonsumsi makanan sehat, merawat diri, hingga menghabiskan waktu dengan orang tersayang.
Pertimbangkan untuk menemui terapis
Terapi ini juga tetap dibutuhkan, apalagi kalau kita mengalami tanda-tanda gejala seperti cemas berlebihan, depresi, dan sejenisnya. Setidaknya dengan menemui terapis akan ada ahli yang bisa membantu kita memproses pikiran serta emosi mengenai hal-hal yang terjasi, serta cara atau strategi lebih nyata dalam menghadapinya.
Fokus yang diperlukan saat menghadapi quarter life crisis adalah dengan menganggapnya sesuatu yang manusiawi. Sejatinya tidak ada yang salah dengan hidup kita ketika tiba-tiba melalui kecemasan tersebut, sebagian besar orang dengan latar belakang berbeda bisa mengalaminya. Anggaplah ini kesempatan untuk kita menghadapi tantangan untuk berkembang menjadi lebih baik, you will always be awesome!
Source:
https://blog.zencare.co/quarter-life-crisis-coping/
https://tirto.id/quarter-life-crisis-kehidupan-dewasa-datang-krisis-pun-menghadang-dkvU
https://www.idntimes.com/life/inspiration/vita/tanda-quarter-life-crisis/9
Leave a Reply