Pelecehan pada pria nyatanya terjadi di banyak tempat dan situasi. Entah pelecehan verbal atau seksual, kaum pria belum sepenuhnya terlindungi dan menyadari dampak buruknya karena stigma masyarakat. Kentalnya anggapan bahwa korban pelecehan selalu wanita dan pelakunya adalah pria. Padahal, pria juga bisa menjadi korban dengan pelakunya wanita atau bahkan sesama jenis.
Pelecehan Pada Pria, Bentuk dan Efeknya Pada Korban
Anggapan dan paham toxic masculinity yang menyatakan bahwa ‘cowok itu harus kuat’ atau ‘gak mungkin cowok kena pelecehan seksual’ harus segera dikikis. Pasalnya, anggapan yang seperti ini pada akhirnya bisa menutupi perlakuan atau kasus pelecehan pada pria yang lebih besar.
Lalu, apa saja bentuk pelecehan yang bisa terjadi? Pelecehan yang dilakukan sesama pria bisa saja terjadi sejak masa remaja. Akan tetapi, sebagian besar orang tidak menyadari hal ini adalah hal buruk. Misalnya saja ketika bergurau memeloroti celana, menanyakan status seksual, atau mencoba menyentuh/mencium. Belum tentu orang yang mendapatkan perlakuan seperti itu senang, karena itu tindakan yang memalukan. Berasal dari sini juga bisa menjadi bibit kejadian pelecehan yang serius.
Dampak Psikologis Pelecehan Pada Pria
Selayaknya dampak psikologis pelecehan pada wanita, pria juga bisa mengalami dampak psikologis ini atau bahkan lebih parah. Berikut beberapa di antaranya:
Mengalami gangguan cemas
Korban yang mengalami pelecehan seksual dapat memiliki reaksi panik dan cemas yang berlebihan sehingga merasa lebih waspada pada apapun. Lama kelamaan korban akan merasa tidak nyaman melakukan apapun dan mudah kehilangan konsentrasi.
Merasa insecure
Korban pelecehan akan merasa kurang percaya diri serta merasa bahwa diri mereka tidak berharga lagi. Dalam beberapa kasus, korban akan lebih menutup diri, lebih sering overthinking pada eksistensi dirinya.
Mengalami trauma
Ketika mengalami gangguan ini, korban akan terbayang-bayang akan kejadian pelecehan seksual yang dialaminya secara berkepanjangan. Korban juga sering mengalami mimpi buruk tentang hal tersebut dan berusaha menghindari segala sesuatu yang bisa mengingatkan kembali ingatan tentang kejadian mengerikan yang pernah dilalui.
Mengalami depresi
Korban yang memilih untuk diam lebih rentan untuk mengalami depresi. Dalam hal ini juga berisiko pada pria karena stigma masyarakat. Gejala utama depresi antara lain merasa sedih atau tertekan sepanjang hari, mudah lelah, nafsu makan berkurang, sulit tidur, serta kehilangan minat terhadap hal-hal yang sebelumnya disukai.
Berbagai dampak psikologis pada korban yang bisa terjadi antara lain fobia sosial, gangguan emosi, bahkan perilaku bunuh diri. Khususnya bagi para pria, menjadi korban kejahatan seksual bisa menjadi hal yang memalukan sekaligus menyedihkan. Dikarenakan dalam masyarakat yang mayoritas menyanjung maskulinitas, pria dianggap sebagai jenis kelamin yang unggul baik secara fisik, psikis, dan sosial. Tekanan pada pria yang menjadi korban pelecehan seksual tidak hanya datang dari pengalaman dijahati secara seksual, tetapi juga dari anggapan sebagai ‘jenis kelamin unggul’. Pastinya hal tersebut akan berpengaruh pada proses rehabilitasi korban.
Menyikapi hal perbuatan pelecehan pada pria, masyarakat terutama dimulai dari lingkungan keluarga harus terbuka dengan edukasi seks. Pembahasan seks tidak seharusnya menjadi hal yang tabu. Tujuan utaman edukasi seks agar mengerti dan dapat membentengi diri, keluarga, dan orang terdekat dari tindakan yang tidak diinginkan.
Source:
https://www.liputan6.com/health/read/4451273/mengikis-stigma-masyarakat-laki-laki-juga-bisa-jadi-korban-kekerasan-seksual
https://www.suara.com/health/2021/05/23/200500/ini-yang-terjadi-jika-lelaki-jadi-korban-pelecehan-seksual?page=all
https://health.kompas.com/read/2020/01/08/210000868/sebabkan-trauma-mendalam-begini-cara-bantu-korban-kekerasan-seksual?page=all
Leave a Reply